web stats
 photo OFFICIALHMJMANAJEMENUINMALIKI_zps022a1aa5.jpg

LOGO HMJ MANAJEMEN 2013/2014

BETTER IN EVERY WAY.

 photo pengurushmjm2013_zps1eaf138b.jpg

PENGURUS HMJ MANAJEMEN 2013/2014

BETTER IN EVERY WAY.

 photo HMJMANAJEMEN2013_zpsbd6cd1a7.jpg

NARSIS DENGAN JERSEY BARU

BETTER IN EVERY WAY.

 photo OSJURMANAJEMEN_zps6153bf32.jpg

OSJUR 2013 DI COBAN RAIS

BETTER IN EVERY WAY.

 photo osjurmanajemenuinmaliki2013_zpsfa9d26f2.jpg

PANITIA OSJUR MANAJEMEN 2013

BETTER IN EVERY WAY.

Tuesday 26 March 2013

Daftar Peserta Lolos Hasil Seleksi Open Recruitmet HMJ-Manajemen 2013:

Daftar Peserta Lolos Hasil Seleksi Open Recruitmet HMJ-Manajemen 2013 :

  1. Haris Al – Khoiri 
  2. M. Khalilurrohman 
  3. Ammy Apriani 
  4. Ifa Uyunur R. 
  5. Handariyatul M. 
  6. Choirina 
  7. A. David Darissalam 
  8. M. Bastomi 
  9. Ayu Nurmita Sari 
  10. Hilmi M. 
  11. M. Kanzul Fikri 
  12. Aditya Nusantara 
  13. M. Syauqillah 
  14. M. Ilham Marga F 
  15. Abdul Majid 
  16. Fitrotul Ilmiyah 
  17. Rofiatun N. 
  18. Putri Dhirwatul Fata CS 
  19. Itha Kumia S. 
  20. Nur Rahman E. 
  21. Asti Khumairoh 
  22. Ikromi Abbas 
  23. Jismullatif 
  24. Nia Fannia 
  25. Nur Wahyuni 
  26. Juni Halimatus S. 
  27. Shafa Fauziyah 
NB : Akan ada info selanjutnya bagi para peserta yang sudah lolos seleksi Open Recruitment.

Monday 25 March 2013

Berkat Telur Asin, Mery Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah



KOMPAS.com - Telur asin mengantarkan Mery Yani sukses menjadi seorang pengusaha. Tak kuasa melihat usaha telur asin sang kakak hampir tutup, Mery segera mengambil alih. Lewat kerja keras, kini, ia berhasil menjual puluhan ribu telur asin setiap hari.

Pulang ke kampung halaman bukan berarti hilang kesempatan untuk meraih sukses. Mery Yani telah membuktikannya. Hanya butuh waktu empat tahun, perempuan 29 tahun ini berhasil melambungkan usaha telur asin hingga beromzet ratusan juta rupiah per bulan.

Kecintaan pada sang ibu yang terbaring sakit mendorong Mery Yani kembali ke Karawang pada 2005 silam. Padahal, di Jakarta, Mery tengah membangun karier sebagai akuntan di sebuah perusahaan impor.

Hingga akhirnya, ibunda berpulang pada 2007. Mery pun memutuskan untuk menetap di kota kelahirannya, sambil membantu sang ayah membuat pakan ternak dari dedak padi.

Belum surut kesedihannya, ia harus menghadapi kenyataan usaha telur asin milik sang kakak yang kian terpuruk. Mery memang sangat peduli akan usaha telur asin ini. “Telur asin merupakan penyokong hidup saya sejak masih sekolah dulu,” kenangnya. Ia pun tak bisa tinggal diam saat melihat usaha ini terancam tutup karena penjualan terus menyusut.

Beruntung, Mery pernah punya pengalaman menjajakan telur asin dari satu kios ke kios lain di pasar tradisional, semasa sekolah dulu. Berbekal pengalaman itu, ia pun memberanikan diri mengambil alih usaha sang kakak sejak November 2008. Sebagian uang klaim asuransi jiwa mendiang ibu pun menjadi modal awal usahanya.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini mengawali langkahnya dengan memperkaya pengetahuan soal telur asin, baik dari buku maupun bertanya pada beberapa pengusaha yang lebih dulu terjun di bidang ini. Dari sana, Mery menyusun sebuah peta perencanaan usaha lengkap dengan standar kualitas telur, cara pemasaran, dan sistem manajerial karyawan.

Untuk memenuhi standar kualitas telur, Mery menjalin mitra dengan peternak telur bebek di sekitar Karawang. Ia memberi modal, baik berupa bibit bebek atau uang untuk membeli pakan. Tentu saja, para mitra itu nanti harus menyetor telur bebek ke usaha telur asin milik Mery.

Dalam proses pengasinan pun, lulusan Universitas Tarumanegara ini menggunakan bahan-bahan pilihan. Abu yang digunakan adalah abu hitam yang berasal dari sekam padi yang telah dibakar dan terjamin kebersihannya. Abu itu berasal dari lahan pertanian di sekitar Karawang.

Tak hanya membenahi pasok-an telur dan proses pengasinan, Mery juga mencermati pasar telur asin yang mengenal musim sepi. Nah, di saat pasar sedang sepi, lantaran pasokan telur asin berkurang, Mery segera memasok telur asin buatannya dalam jumlah besar.

Lolos sertifikasi
Sebagai pemain baru, tentu, situasi itu sangat menguntungkan. Bukan hanya soal fulus, cara tersebut juga berhasil mendongkrak merek telur asinnya, Sumber Telur Kilau. Alhasil, setelah merek telurnya banyak dikenal, penjualan Mery pun meningkat.

Dalam tempo setahun, Mery berhasil menggenjot penjualan hingga 1.500 butir per hari. Tak hanya itu, ia pun berhasil mengembalikan modal usahanya.

Sayang, saat penjualan meningkat, ia kembali berhadapan dengan masalah. Ia mendapati beberapa mitra yang ingkar menjual telur bebek untuk pabriknya. “Saya harus sabar mencari mitra lain,” ujar Mery.

Untuk menjaga agar pasokan telur bebek tetap stabil, Mery pun membangun peternakan sendiri. Di peternakan tersebut, Mery memiliki 1.500 ekor bebek yang diangon di sekitar Karawang dan Garut.
Ia juga terus meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produknya. Pada 2010, Mery mendaftarkan telur produksinya ke Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk memperoleh sertifikasi kualitas gizi. Setiap produksi, telur-telur hasil peternakan Mery dan mitranya harus melalui beberapa tahap pengujian. Tahapan tersebut meliputi pencucian telur, pengujian dari segi bentuk dan tingkat keretakan, penyemprotan cairan antibakteri, serta uji laboratorium.

Kegigihan Mery mengemas ulang usahanya itu berbuah manis. Hingga saat ini penjualan telur asin cap Sumber Telur sudah menjangkau beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jabodetabek, Kalimantan, Bangka Belitung, dan Lampung. Dalam kegiatan pemasaran, Mery mendapat dukungan lebih dari 50 distributor sesuai standar distributor ala Mery. “Mereka harus tahu kemauan konsumen, yang asin banget atau enggak terlalu asin. Distributor harus kenal betul dulu produknya,” terangnya.
Berkat berbagai standar ini, telur asin Mery bisa terjual 10.000 hingga 15.000 ribu butir telur per hari. Dengan harga jual berkisar Rp 1.700–Rp 2.500 per butir, setiap bulannya Merry telah dapat meraup omzet lebih dari Rp 300 juta.

Selain menyelamatkan usaha yang hampir bangkrut, Mery juga berhasil membuka lapangan kerja. Karyawannya telah berlipat, dari hanya empat orang pada awalnya, kini telah mencapai 30 orang.(Meylisa Badriyani/Kontan)

Sumber :
KONTAN


Saturday 16 March 2013

PENGUMUMAN LOLOS SELEKSI ADMINISTRASI HMJ MANAJEMEN 2012/ 2013

DAFTAR PESERTA LOLOS SELEKSI ADMINISTRASI
OPEN RECRUITMENT
HMJ MANAGEMENT
Masa Jihad 2012-2013


DEMIKIAN NAMA-NAMA YANG LOLOS SELEKSI ADMINISTRASI DAN DI HARAPKAN MENGIKUTI INTERVIEW PADA SELASA, 19 MARET 2013 PUKUL 14.00 WIB. DIKANTOR HMJ MANAJEMEN...


                                  44          Ammi Apriani                                             12510072

 NB : UNTUK SURAT IJIN DI AMBIL SAAT ITU JUGA + KTM DI KEMBALIKAN SETELAH INTERVIEW....






Tuesday 5 March 2013

OPEN RECRUITMEN HMJ MANAJEMEN PERIODE 2013



Persyaratan :
1. Mengisi formulir pendaftaran 
2. Menyerahkan KTM asli
3. IPK min. 3,25 (dengan membawa FC KHS)
4. Menyerahkan CV dan Foto terrbaru ( 3 x 4 ) 2 lembar
5. Bagi pendaftar semester 4 keatas wajib sertakan sertifikat Osjur

NB : Formulir pendaftaran bisa diambil mulai tgl 07 Maret 2013 di Kantor HMJ Manajemen


Pendaftaran                                                 : 07 - 14 Maret 2013
Pengumuman Lolos Administrasi              : 15 Maret 2013
Interview                                                      : 16 Maret 2013

cp :
Faiz     085731788818
Nikita  085746920516

LET'S JOINT WITH US ......

Friday 1 March 2013

Mantan Napi Jadi Pengusaha Restoran Sukses.

Mantan Napi Jadi Pengusaha Restoran Sukses.
Balamurukan Kuppusamy (tengah berfoto di depan kedai makanannya didampingi oleh sejumlah mentor yang telah membantunya

SINGAPURA, KOMPAS.com - Kisah inspiratif Balamurukan Kuppusamy membuat masyarakat Singapura mengacungkan jempol. Dalam waktu lebih kurang setengah tahun, Balamurukan "mengubah jati dirinya" dari narapidana menjadi pengusaha kedai makanan India yang sukses.
Dinginnya hotel prodeo bukanlah sesuatu yang asing bagi pria berumur 41 itu. Dia sudah tiga kali masuk keluar penjara. Total satu dekade terakhir Balamurukan habiskan waktunya di balik di jeruji besi karena serangkaian tindak kriminal.

Ketika kembali keluar, pada Mei tahun lalu, ayah dari seorang putra berumur 8 tahun itu merasakan hidupnya gelap, tak menentu. Dia bingung, tidak tahu apa yang harus diperbuat. Pada masa-masa sulit itu, lembaga Industrial and Services Cooperative Society (Iscos), muncul dan menjadi malaikat penyelamatnya. Iscos, organisasi sosial yang membantu rehabilitasi mantan napi untuk kembali berintegrasi dengan masyarakat kemudian memperkenalkan Balamurukan ke Dr Leong Kaiwen.

Profesor Ekonomi di NTU itu kemudian menjadi mentor Balamurukan yang tertarik untuk membuka usaha makanan. Dr Leong yang memimpin lembaga non-profit bernama Princenton Mind kemudian memfasilitasi Balamurukan mengikuti sejumlah program pelatihan untuk membekali dia dengan lebih banyak ilmu mengenai usaha kuliner.

Dengan bantuan Dr Leong, Balamurukan berhasil menemukan lokasi yang sesuai di Bukitu Batok dan mendapat pinjaman lunak dari perusahaan yang memfasilitasi usaha kecil dan menengah.
Saat ini, kedai makanan yang dibukanya sukses besar. Bakat memasak yang dimilikinya sejak muda benar-benar dimaksimalkan. Antrean panjang selalu terjadi setiap jam makan siang di kedainya.

"Saya sangat bersyukur dengan perubahan luar biasa dalam hidup, memulai hidup baru yang penuh harapan" tuturnya. Dibantu istri dan ibunya, dia berencana memperluas usahanya dengan membuka kedai makanan Western dalam beberapa bulan ke depan. 

sumber : kompas.com
Editor :
Egidius Patnistik

Orang Terkaya India Sumbang Rp 22,2 Triliun untuk Badan Amal

Orang Terkaya India Sumbang Rp 22,2 Triliun untuk Badan Amal 
Aziz Premji, orang India pertama yang ikut dalam Janji Berderma, yang dimulai oleh miliuner Amerika Bill Gates dan Warren Buffet

NEW DELHI, KOMPAS.com Pengusaha kaya India di bidang peranti lunak, Aziz Premji, memindahkan 2,3 miliar dollar AS (Rp 22,2 triliun) kekayaannya di perusahaan IT Wipro ke yayasannya yang akan memungkinkan badan amal itu meningkatkan tugasnya. Yayasan itu memusatkan perhatian utamanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pedesaan. Premji yang merupakan orang ketiga terkaya di India menempati urutan teratas dermawan di negara itu. 

Pada tahun 2010, Aziz Premji menyumbang sekitar 2 miliar dollar AS kepada badan amal itu. Ia juga menjadi orang India pertama yang ikut dalam Janji Berderma, yang dimulai oleh miliarder Amerika, Bill Gates dan Warren Buffet, yang mendorong orang-orang kaya di dunia untuk menyumbangkan setidaknya separuh kekayaan mereka kepada badan amal.

Akan tetapi, sulit menemukan contoh-contoh sumbangan lain yang sebesar sumbangan Premji.

Meskipun kemajuan ekonomi selama beberapa dekade telah mengangkat banyak orang di India ke kategori sangat kaya, sumbangan yang diberikan mereka masih sangat sedikit. India mempunyai sekitar 50 miliarder dan 125.000 jutawan, tapi juga jutaan orang yang masih hidup dalam kemiskinan.

Deval Sanghavi adalah salah seorang pendiri Yayasan Dasra di Mumbai yang mengevaluasi dan menghubungkan organisasi nirlaba dengan para dermawan. Sanghavi mengatakan minat berderma pada orang terkaya masih kurang di negara tempat kemiskinan masih menjadi tantangan besar.

Para analis filantropi mengatakan, keengganan orang-orang kaya baru menyumbangkan uang mereka disebabkan oleh kurangnya rasa percaya kepada lembaga-lembaga India untuk menggunakan dana itu dengan baik.

Para analis mengatakan, orang India punya sejarah panjang dalam berderma. Namun, sebagian besar diberikan kepada pembantu rumah tangga, masyarakat, dan lembaga-lembaga keagamaan.

Sanghavi mengatakan, ada peningkatan kecenderungan menyumbang pada perusahaan-perusahaan keluarga yang jumlahnya 70 persen dari perusahaan-perusahaan besar India. Perubahan sosial itu sangat diperlukan.

Laporan perusahaan konsultan Bain mengatakan, masih banyak perubahan yang harus dilakukan untuk meningkatkan sumbangan amal di negara yang pertumbuhan golongan kayanya tercepat, mengingat sepertiga penduduk dunia yang kurang gizi adalah anak-anak di India. 


Sumber :
Editor :
Egidius Patnistik

Penyemir Sepatu Sumbang Rumah Sakit Rp 1,9 Miliar


Penyemir Sepatu Sumbang Rumah Sakit Rp 1,9 Miliar
Albert Lexie 
 
PITTSBURGH, KOMPAS.com - Seorang penyemir sepatu memberi sumbangan untuk rumah sakit anak di Pittsburgh sebesar 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,9 miliar.

Dana itu terkumpul dari tip yang dia terima selama lebih dari 30 tahun bekerja. Albert Lexie mengatakan, dia mulai menyemir sepatu sejak tahun 1950-an dan pindah ke rumah sakit anak Pittsburgh sejak 1980-an.

Saat ini dia memasang harga sebesar 5 dollar AS (Rp 48.000) untuk setiap sepatu yang disemir. Biasanya dia menerima tip sebesar 1-2 dollar AS. Pernah seorang dokter memberinya tip 50 dollar AS (Rp 480.000) saat Natal. Dokter lain, Joseph Carcillo, mengatakan, Lexie menyumbangkan lebih dari sepertiga penghasilan selama hidupnya. Indahnya berbagi.... (AP/joe)
Sumber :
Kompas Cetak

Malam 14 Februari

 


Oleh : Chusnul Wava Al Chumeid

Udara malam berhembus. Dinginya menembus relung-relung jiwa yang kini tengah hampa. Jiwa yang sedari kemarin tak tentu arahnya. Laksana perahu yang tak punya tempat berlabuh dan kini sedang terombang-ambing badai di tengah lautan. Hal itulah yang sekarang dirasakan oleh Rendi. “ Ah, andai saja waktu itu aku tak menolak cinta Yesi, dan bukanya malah mengejar-ngejar cinta Yeni, mungkin semuanya takkan jadi begini.” Gumamnya lirih, selirih desahan ular di pematang sawah. Mungkin hanya dirinya dan Tuhan yang mendengar.

Suasana malam itu begitu sepi. Hampir tak ada orang lalu-lalang di depan rumahnya. Padahal masih pukul 6 sore.  Apalagi remaja seusianya. Mungkin mereka telah keluar dari rumah masing-masing dan pergi entah kemana bersama pasangan mereka menikmati indahnya malam 14 Februari. Rendi hanya bisa melamun dan tertegun di depan teras rumahnya. Memang teras itu tidak begitu luas hanya berukuran 3x4 meter dengan sebuah kursi panjang dari bambu hitam. Namun itu merupakan tempat favorit Rendi untuk sejenak melepas lelah sepulang sekolah atau bila sedang banyak pikiran dan galau seperti saat ini.

Malam itu penuh dengan jutaan bintang di langit, ditambah sinar rembulan yang temaram, menjadikan malam itu begitu indah namun pahit bila dinikmati sendirian. Rendi berusaha menggeser kursi di pojokan terasnya menuju halaman depan rumah. Agak berat memang, dan menimbulkan suara dencitan yang agak keras karena gesekan antara kaki-kaki kursi dengan lantai dari mister. Sejurus kemudian, dia merebahkan tubuhnya di kursi panjang itu. Dingin memang, apalagi hanya beralaskan bambu. Namun dinginya malam itu tak mampu melebihi dinginya hati Rendi yang kini tengah gelisah dan gundah. Sambil menyandarkan kepalanya pada kedua tanganya dengan matanya menatap tajam kearah langit yang dipenuhi bintang. Temaram sinar rembulan menyinari raut muka
yang agak masam dan lusuh itu. Kini pikiranya telah melalang buana mengembara di seluruh angkasa.

“ Woi nyet, ngapain loe disitu. Nimbrung dong.” Tiba-tiba saja terdengar suara yang telah membuyarkan semua lamunannya. Suara yang sangat ia kenal dan yang selalu membuat gara-gara. Ya, itu adalah suara Veni, Veni Indah Permata Sari lengkapnya. Dia adalah sahabat masa kecil Rendi. Mulai dari SD sampai kini mereka kelas 2 SMA, selalu bersama-sama. Maklum lah, Veni adalah tetangga Rendi, rumah mereka pun bersebelahan. Kedua orang tua mereka juga sudah sangat kenal satu sama lain. Menurut Rendi, Veni itu orangnya agak tomboy, tapi asik kalau diajak ngobrol. Orangnya supel, mudah bergaul, tapi suka usil. Kadang, bahkan seringkali Rendi diusili hingga tak terhitung lagi jumlahnya. Namun hal itu tak jadi aral untuk persahabat mereka. Karena mereka sudah akrab sejak kecil. Sehingga hal itu mereka anggab sebagai rasa sayangnya sahabat kepada sohibnya.

“Alah loe nyit. Ngagetin aja. Gue kira cewek cantik yang nyasar kemari. Eh, taunya cewek jadi-jadian. Hahaha” tawa Rudi memecah kesunyian malam itu. Kita memang terbiasa memanggil satu sama lain bukan pakai nama asli. Karena nama itulah yang lebih mengakrabkan kita. Kalau Veni memanggil gue Monyet. Katanya gue mirip monyet gitu. Padahal tampang gue kan kayak Leonardo Di Caprio. Jauh kali sama Monyet. Hahaha. Kalau gue manggil si Veni dengan sebutan Kunyit. Kenapa Kunyit?, karena dari kecil bau badannya tuh kayak kunyit. Makanya gue panggil Kunyit. Mungkin mamanya dulu waktu hamil ngidam kunyit kali ya.

“ Woo, rese loe nyet. Pakek ngatain gue cewek jadi-jadian. Gue ini bukan cewek jadi-jadian tau !” Kilah Veni sambil menjithak kepala Rendi.
“ Adaw, sakit tahu nyit.”
“ Biarin. Wkwkwkw. Emang gue pikirin. IDL .”
“ Huft, lha terus kalo loe bukan cewek jadi-jadian, terus cewek apa dong?” Tanya Rendi dengan sedikit mengejek.
“ Hmmm, gue kan cewek-cewekan nyet.” Tawa mereka pecah. Menggema di seluruh angkasa. Meyibak tirai kesunyian malam 14 Februari ini. Tak ada yang mendengar dan melihat tawa lepas mereka. Mereka benar-benar berdua. Kecuali suara-suara berisik jangkrik di balik rerumputan.

“ Eh nyet, gue lihat loe tadi kayak lagi nglamun. Nglamunin jorok ya.” Suara Veni tiba-tiba memutus tawa mereka.
“ Enak aja, sekate-kate loe ya kalau bilang. Ya gak lah. Seorang Rendi gitu. Ndak mungkinlah mikir jorok.”
“ Terus mikirin apa dong?. Mikirin gue ya. Loe kangenkan ma gue. Ngaku aja loe.” Jarinya menunjuk tepat di muka Rendi. Sambil sutas senyum terpancar di wajahnya. Semakin tampak lensung pipit indahnya ditambah gigi depannya yang gisul, tampak begitu manis.
“ Idih, GR banget loe. Ngapain juga gue mikirin loe. Ogah banget nyit. Hahaha” lagi-lagi tawa Rendi menyeruak diantara lambaian rerumputan yang bergoyang diterpa angin malam. “ gue itu lagi suntuk aja nyit. Kenapa dari dulu nasib sial selalu menimpa gue. dari. . . . ”
“ Emang loe itu orangnya sialan nyet.” Potong Veni, sambil terkekeh-kekeh.
“ Heh, gue belum selesei ngomong nyit. Maen potong aja loe. Gue serius nie.”
“Iya deh, sory nyet. Gitu aja ngambek.” Rengek Veni.

Malam semakin beranjak. Dewi Bulan semakin terang. Menyinari dua sejoli yang tengah asik bercakap-cakap. Di malam itu, Rendi menceritakan semua yang ada di pikiranya kepada sahabat terbaiknya itu. Mulai saat ia pernah ditembak sama Yesi, yang kemudian dengan tega telah menolak cintanya. Hingga Yesi tak mau lagi menemui Rendi karena malu. Sampai waktu dirinya mengejar habis-habisan si Yeni, primadona di kelasnya. Dan selalu berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan. Bahkan dirinya sempat putus asa. Mungkin Tuhan tidak membuatkan jodoh untuknya dan menjadikan dia jomblo seumur hidupnya.
Setelah panjang lebar Rendi bercerita penderitaanya. Suasana menjadi hening. Tak ada sepatah kata keluar dari mulut keduanya. Mereka berdua termenung, termangu dalam pikiran masing-masing.

“ Nyet. Loe tahu nggak. Siapa jodohnya Bulan.” Seketika suara lembut keluar dari mulut manis Veni. Memotong keheningan di malam sunyi. Dia meyandarkan kepalanya di pundak Rendi. Deg. Perasaan apa barusan yang terlintas dalam hatiku. Terasa ada sesuatu yang begertar ketika Veni menyandarkan kepalanya di pundakku. Oh Tuhan, perasaan apa ini ?. gumamnya dalam hati.
“ Walah. Ngina gue loe nyit. Ya jelas tahu beuud. Pasti Matahari kan?.” Dengan sedikit tawa kecil. Mencoba menetralisir perasaan yang telah melintas dalam hatinya.
“ Salah loe nyet. Bukan Matahari.”
“ Terus…….”
“ Bintang nyet.”
“ Kok bisa nyit ?” sambil garuk-garuk kepala. Persis kayak monyet yang lagi mencari kutu.
“ Memang kebanyakan orang mengira bahwa Matahari lah jodoh Bulan. Tapi loe nyadar gak nyet. Apakah
Matahari pernah bersanding dengan Bulan? Pernah dekat dengan Bulan?. Sama sekali nggak kan?. Bintang lah yang selalu dekat, selalu bersanding, dan selalu menemani Bulan, disaat dia senang dan sedih. Tapi Bulan tidak pernah sadar bahwa Bintang lah jodohnya, bukan Matahari. Sehingga sekeras apapun Bulan mengejar Matahari, mereka tak akan bisa bersama dan berdekatan.” Panjang lebar Evi bercerita pada Rendi. Persis kayak mahasiswa yang lagi orator.
“ Mak lud soe, eh maksud loe nyit ?. Kok gue tambah nggak ngeh gini.”
“ Makanya nyet, kalau punya otak itu dibuat mikir. Maksud gue, loe itu masih tetep punya jodoh.” Koar Evi bersemangat. Mulutnya seolah-olah menyemburkan api membara karena saking semangatnya.
“ Halah, loe nggak usah sok menghibur gue nyit. Emang gue ini nggak punya jodoh.”
“ Husst, jangan ngomong gitu nyet. Beneran gue ini. serius !” Evi berdiri, lalu memegang pundak Rendi dengan kedua tanganya, kemudian menatap tajam Rendi. Deg. Lagi-lagi perasaan ini muncul secara tiba-tiba. Kenapa hatiku semakin berdebar-debar ketika Evi menatapku?, mungkinkah rasa ini yang selalu aku agung-agungkan ketika mengejar-ngejar Yeni atau perasaan Yesi yang tak tersampaikan kepadaku?. Ya Robb, kenapa hatiku jadi tidak menentu seperti ini, gumamnya. Segera ia berusaha menepis perasaan itu.
“Ada kok nyet !!” suara Evi agak meninggi.
“ Lalu siapa nyit, siapa ?”
Evi terdiam sejenak. Mulutnya tiba-tiba kaku. Sulit sekali rasanya ia untuk membuka mulutnya dan berkata. Andai saja kau tahu Ren. Jodohmu tidaklah jauh dari rumahmu, tidak pernah jauh dari dirimu, bahkan sekarang sedang ada dihadapanmu. Andai saja kau lebih bisa membuka mata dan hatimu. Pastinya kamu akan tahu betapa besar cintaku padamu. Kebersamaan yang telah kita lalui semenjak kecil, persahabatan yang telah kita rajut sejak dulu, lambat laun telah menumbuhkan benih-benih cinta di hatiku Ren. Tapi sayang, bibir ini tak mampu bergetar, tenggorokan ini tak mampu bersua untuk mengatakan bahwa ‘AKULAH JODOHMU’. Batin Evi dengan kepala tertunduk.

“ Loe kenapa nyit.” Rendi bangun dari duduknya, lantas memegang pundak Evi dengan kedua tanganya. Kenapa semakin aku memandangmu. Semakin berdebar-debar rasa di hatiku Vi. Rasa yang sudah sejak lama aku rasakan dan selalu kutepiskan itu, semakin kuat rasanya malam ini. ya Robb, salahkah bila aku mencintai sahabatku. Salahkah bila persahabatan kami selama ini telah mengalirkan percikan-percikan api cinta. Ingin rasanya hati ini untuk berkata. Namun mulut ini terkunci rapat. Andaikan aku mengatakan ini, apakah ia juga merasakan rasa yang sama denganku?. Betapa bodohnya aku, jika dia tak pernah memiliki perasaan itu dan hanya menganggapku sebagai teman masa kecilnya. Semua perasaan itu berkecamuk menjadi satu dalam hati Rendi.

Malam semakin larut. Hembusan angin malam bersamaan daun-daun kering yang berguguran. Suara jangkrik-jangkrik dalam pematang beserta puluhan kunang-kunang yang datang mengelilingi, menerangi dan mengiringi dua hati yang selalu dekat, selalu bersama, selalu berdampingan dan bergandengan tangan, tapi tak pernah bisa bersatu dan menyatu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . To Be Continued

RSBI SUNGGUH IRONI


Sebut saja namanya (bunga), seorang cewek seksi yang masih berusia 80 tahun, dikabarkan meninggal dunia akibat bunuh diri di bawah pohon 'ceplukan'. menurut kabar yang disalah gunakan, pada Harian Tempe. gadis tersebut bunuh diri gara-gara frustasi dia ditolak masuk SMA RSBI (Rintisan Sekolah Bertarif Internasional). hal ini menjadi ironi, ditengah dunia nyata pendidikan yang semakin maya. kejadian ini menjadi sketsa semakin buruknya dunia pendidikan yang sekarang dipimpin oleh M. Noah. dan hal ini selayaknya menjadi pelajaran bagi instansi sekolah bahwasanya menolak gadis 80 tahun untuk masuk SMA akan menjadi tindakan yang fatal.

(Reporter : Ahmad David Darissalam, Mohamad Bastomi, Apron Rhazes Awny Pudlian, Yuni Wahyu , ZadIsa Anag Emjegeje, Hebbi Endar Sapvriti, Lulu' El Maknun, Fotografer : Ircham Robbaq Azwar, Pimpinan redaksi : Chusnul Wava Al Chumeid)

Nb : just guyonan, don't u


dhul fi manah all kalian yow,,

Nenek VS Remaja

 
Rabu (13\02), seorang nenek berusia 80 tahun menjadi korban perkosaan seorang pemuda lagi belia usia 15 tahun. berita yang sempat menghebohkan dunia nyata maupun dunia maya, dunia manusia maupun dunia ghoib. terjadi di Desa Tanpa Nama, kecamatan Tak Pernah Ada, kabupaten Bo'ong Belaka. kejadian ini diperkirakan terjadi sekitar pukul 00.00 WIB (Waktu Insya Allah Berubah). ketika itu korban sedang beristirahat di teras depan kandang. tersangka yang berinisial BF ini kemudian melintas dan melihat kemolekan tubuh korban, menurut pandanganya, karena habis minum 'poltas' langsung melancarkan aksinya. warga yang diributkan dengan suara gaduh yang menggoda kemudian berdatangan. pelaku yang panik langsung kabur. namun sia-sia saja usahanya, karena warga berhasil mengejarnya dan menghajarnya hingga babak pertama usai. selang beberapa detik polisi tiba dan langsung turun kaki, kemudian menggelangan tersangka menuju Masjid Polri. ketika tersangka hendak dibawa, korban yang sedari tadi diam kemudian berteriak dengan lantang " dasar bocah edan, goblok, lagek penak-penake kon kok malah mlayu tha le, tuwek tuwek ngene mbah yow jek caspleng cin..." dengan logat jawa medok kecentilan. (tom/dav)

reporter : Ahmad David Darissalam, Mohamad Bastomi, fotografer : Ircham Robbaq Azwar, pimpinan redaksi : Chusnul Wava Al Chumeid

Kampung Maling

Kampung MalingDeretan kursi kosong saat berlangsung Rapat Paripurna DPR RI.

KOMPAS.com - "Kampung maling”. Istilah ini sempat memicu kericuhan dalam rapat kerja gabungan Jaksa Agung (saat itu) Abdul Rahman Saleh dengan Komisi II dan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat pada 17 Februari 2005. Saat itu, anggota Komisi III, Anhar, mengatakan, ”Jangan sampai Bapak Jaksa Agung seperti ustaz di kampung maling.”

Anhar mengatakan hal itu untuk meminta Jaksa Agung lebih serius menindak bawahannya yang diduga melakukan pelanggaran hukum. Namun, Jaksa Agung keberatan dengan istilah itu dan minta Anhar mencabut omongannya.

Mungkin terinspirasi oleh peristiwa itu, buku memoar Abdul Rahman saat menjadi Jaksa Agung diberi judul Bukan Kampung Maling, Bukan Desa Ustadz: Memoar 930 Hari di Puncak Gedung Bundar.

Namun, tidak hanya Abdul Rahman yang keberatan dengan istilah kampung maling. Pada 17 Oktober 2012, Ketua DPR Marzuki Alie juga keberatan jika parlemen disebut sebagai kampung maling. Pernyataan itu disampaikan Marzuki menanggapi tudingan maraknya korupsi di lingkungan DPR. Buktinya, ada sejumlah anggota DPR yang harus diproses hukum karena kasus korupsi.

”Nyanyian” Nazaruddin

Muhammad Nazaruddin menjadi salah satu anggota DPR periode 2009-2014 yang diproses hukum karena kasus korupsi. Awalnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi dalam pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Namun, dia lalu membuka kasus lain, seperti proyek pembangunan kompleks olahraga di Hambalang, Bogor, dan dugaan politik uang saat Kongres Partai Demokrat pada Mei 2010 di Bandung, Jawa Barat.

”Saya masih sulit memahami Nazaruddin yang setelah ditangkap bukannya lalu diam. Namun, (dia) justru banyak bercerita, dan belakangan ceritanya itu menjadi kasus,” kata M Qodari dari Indo Barometer.

Sejumlah pihak memang diproses hukum akibat kasus yang dibuka Nazaruddin. Mereka misalnya mantan anggota DPR Angelina Sondakh serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Keduanya mantan pejabat teras Partai Demokrat.

Terakhir, ”nyanyian” Nazaruddin mengakibatkan Anas Urbaningrum menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat karena ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kasus mobil Toyota Harrier yang diduga diterima Anas pertama kali dibuka oleh Nazaruddin.

Setelah Anas menjadi tersangka, banyak muncul rumor tentang kasus lain. Sebut saja dugaan penggelembungan suara oleh partai tertentu dalam Pemilihan Umum 2004, akan dibukanya kasus pemberian dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun untuk Bank Century, serta beredarnya dokumen aliran dana kepada sejumlah pihak dalam sejumlah kasus.

Terkait munculnya berbagai rumor belakangan ini, kondisinya mirip saat Nazaruddin menjadi buron hingga tertangkap di Cartagena, Kolombia, pada Agustus 2011. Bedanya, saat itu sumbernya jelas, yaitu Nazaruddin. Sekarang, sumber rumor tersebut tidak jelas.

Di atas segalanya, mungkin inilah fenomena kampung maling. Banyak orang punya kasus. Para pelakunya akan saling membuka kasus jika sedang tidak kompak atau ada gesekan di dalamnya. Semoga dugaan itu tidak benar.... 
  


Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Hindra