web stats

Monday 4 June 2012

BELAJAR DARI ALAM

Di dalam kehidupan ini, manusia selalu berusaha untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan itu dapat diperoleh dari AMAL yaitu Allah, Manusia dan Alam. Kita di haruskan untuk memperoleh kebahagiaan itu, sesuai dengan firman ALLAH dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash sebagai berikut :






qul ara-aytum in ja'ala allaahu 'alaykumu allayla sarmadan ilaa yawmi alqiyaamati man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bidhiyaa-in afalaa tasma'uuna

77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Banyak cara untuk memperoleh kebahagiaan itu, salah satu caranya mendapatkan kebahagiaan yang bersumber dari Alam.
Bumi tempat tinggal penuh dengan beraneka ragam makhluk,dari apa saja yang kita lihat sampai apa-apa yang tidak bisa kita lihat. Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya dengan segala macam kelebihan, sekecil apapun makhluk ALLAH pasti mempunyai faedah.
Apabila kita belajar apa yang tersirat pada alam semesta ini, kita akan temukan berbagai macam hal yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pohon, binatang, air, benda langit dan sebagainya. Apabila kita perhatikan baik-baik tingkah laku dan gerak-gerik mereka maka kita akan takjub, betapa kuasanya ALLAH. Begitu pula hal yang dapat dipelajari.
Semakin kita meresapi alam semesta ini, akan kita dapatkan bahwa manusia sangat kecil dan tidak berarti sedikitpun disbanding Sang Pencipta kita, ALLAH SWT. Dengan mempelajari alam kita akan lihat tanda-tanda kebesaran ALLAH dan manusia tidak pantas sedikitpun untuk menyombongkan diri.
 Angin
Pasti anda pernah mendengar kalimat “kabar angin?” yang berarti suatu kebohongan. Kita fikir sebenarnya siapa yang berbohong? Angin? Atau orang yang bicara itu?. Sesungguhnya kebohongan itu berasal dari manusia bukannya angin. Angin itu jujur, kemanapun angin bertiup ia akan mengatakan apa saja yang terjadi. Apabila angin itu berhembus dan melewati tumpukan sampah yang sudah tahu bagaimana bau nya itu, ia akan membawa bau itu kepada siapa saja yang ia temui.
Begitu pula dengan harum, apabila ia melewati sekuntum bunga yang tengah mekar, ia pasti mengabarkan pada semua orang tentang keharuman bunga tersebut. Tidak ada yang ditutup I, kenyataan harus dikatakan walau itu menyakitkan. Sebagaimana dengan kita, kaum manusia, seharusnya kita malu. Kalau angin saja bisa jujur, mengapa kita tidak?
 Bebek
Semua pasti sudah kenal dengan hewan mungil ini, yang biasa di jual di warung-warung, ada bebek goring dan sebagainya jenis makanan dari bebek. Apakah kita pernah berfikir sejenak dengan kehidupan bebek. Seekor bebek yang sedang asyik berenang di sebuah danau yang sejuk. Ia menyelam dan timbul lagi. Meskipun berkali-kali ia seperti itu, menyelam dan timbul lagi bulu-bulunya tidak akan pernah basah, ia tetap kering.
Apabila kita hubungkan dengan kehidupan kita, air danau diibaratkan sebagai lingkungan dan bebek adalah manusia. Walaupun kita berada di lingkungan yang rusak sekalipun, bila kita tetap berpegang teguh pada kebenaran, maka tidak sedikitpun lingkungan yang rusak dan kotor itu dapat mempengaruhi kita. Maka, jadilah seperti bebek yang teguh, walaupun segarnya air danau menariknya untuk berenang, namun ia tetap kering dan tidak basah sedikitpun.
 Bintang
Langit malam tidak akan menjadi indah tanpa ada bintang yan bertaburan di langit. Dari kejauhan kita dapat melihat ia kelap-kelipkan cahanya, sungguh indahnya malam itu.
Bintang film, bintang kelas atau bintang lapangan, apa maksudnya? Itu merupakan julukan yang diberikan untuk orang-orang yang hebat dan besar, serta lebih dari yang lainnya. Lain halnya dengan bintang yang ada di langit, meskipun ia besar, lebih besar dari bumi, bahkan lebih besar dengan matahari, namun ia tidak menampakkan dirinya. Ia cukup memberikan cahayanya.
Ia hanya menjadi orang di belakang panggung, biarlah manusia yang menikmati cahayanya. Ia tidak mau menjadi sombong karena telah membuat malam hari menjadi indah. Lain halnya dengan manusia, manusia itu kecil namun ia ingin menjadi besar (besar kepala mungkin), yang cenderung sombong, ingin di sanjung, di puji, ataupun ingin dikenal oran lain. Bahkan sampai disiarkan di media massa. Masya ALLAH…
Janganlah menuruti ego berlebihan, yang tidak akan pernah puas akan apa yang ada pada dirinya, yang menjerumuskan kepada sifat ~s o m b o n g~ dan jadilah seperti bintang yang rendah hati, karena didalam kerendahan itu terdapat sanjungan, pujian dan keterkenalan yang sebenarnya.
 Air
Merupakan suatu zat cair yang mempunyai sifat selalu mengalir ketempat yang lebih rendah. Apakah pernah anda melihat air mengalir ke tempat yang lebih tinggi? Tentu saga tidak, hanya orang-orang tertentu yang bilang air mengalir ke tempat yang lebih tinggi (orang tiiit). Di manapun letaknya air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Begitu juga dengan manusia, apabila ia selalu melihat pada orang yang lebih beruntung, maka hidupnya tidak tenang. Melihat tetanggnya punya sepeda motor baru, ia tidak bisa tidur. Ia selalu berfikir bagaimana ia juga bisa punya sepeda motor baru yang lebih canggih dari tetanbganya tersebut.
Namun ada juga manusia yang bersifat seperti air, ia selalu melihat ke bawah di mana masih banyak orang yang susah dari dirinya. Manusia yang bersifat air ini, hidupnya akan tenang karena ia selalu mensyukuri apa yang ALLAH berikan padanya.
Manusia yang selalu melihat ke bawah tidak akan merasa sedih bila ada tetangganya yang beli sepeda motor baru. Karena dalam pikirannya, ia merasa masih beruntung bisa beli sepeda sedangkan masih banyak orang yang berjalan kaki ke mana saja. Berlakulah seperti air , mensyukuri nikmat yang telah ALLAH berikan kepada kita, maka kelak ALLAH akan menambahnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.
 Pohon
ALLAH menciptakan manusia berbeda-beda, bahkan kembar identikpun pasti memiliki perbedaan. Perbedaan itu membuat hidup menjadi lebih seragam dan berwarna. Apa jadinya bila semua manusia di dunia sama? Tentu hidup akan terasa monoton dan hambar.
tapi ingat !!! berbeda boleh saja asal perbedaan itu tidak menjadi boomerang bagi persatuan. Banyak sudah contohnya, penjarahan yang diakibatkan perbedaan status sosial, pertempuran antar warga akibat perbedaan suku. Bahkan perbedaan tata cara beribadah dalam suatu agama sering menimbulkan perpecahan.
Dalam menanggapi sebuah perbedaan, kita harus selalu melihat kebelakang. Seperti sebuah pohon, dari satu batang akan tumbuh beberapa cabang, dari cabang-cabang akan tumbuh beberapa ranting. Semakin banyak cabangnya, semakin indah dan banyak pula buah yang dihasilkan.
Batang pohon itu tidak pernah melarang cabang-cabang dan ranting-ranting itu bergerak. Mereka pergi kemana mereka suka. Tapi satu hal yang harus diingat, untuk dapat etap hidup dan menhasilkan buah, cabang-cabang dan ranting itu membutuhkan zat makanan yang diperoleh dari akar dan dialirkan melalui batang. Jadi, walaupun berbeda bentuk dan fungsinya, mereka menyadari bahwa perbedaan bentuk dan fungsi itu dapat digunakan untuk memperoleh tujuan dan kebahagiaan bersama, bukan tujuan batang, atau ranting saja. Mereka saling bekerja sama untuk memperoleh tujuan dan kebahagiaan.
Begitu juga manusia, perbedaan yang dimiliki harus membuat kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, kita semua saling membutuhkan dan saling dibutuhkan. Tidak ada manusia yang mampu melakukan segalanya sendiri. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Seperti halnya sebuah pohon, kita dapat saling melengkapi dan dalam mencapai tujuan hidup. Jadilah seperti pohon yan menjadikan perbedaan itu sebuah kelebihan dan menyadari bahwa kita saling membutuhkan, tidak ada petani maka tidak ada nasi.
 Gelas
Apa yang kita ketahui tentang gelas? Ia merupakan wadah untuk kita minum. Mungkin tanpa kita tersadar bahwasanya gelas itu mengajarkan kita untuk tidak serakah. Memang sudah menjadi sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya. Sudah punya satu, ingin dua, dan ingin tiga dan seterusnya. Kita harus menyadari, manusia itu tidak akan pernah puas. Yang menghipnotis kita untuk mencari kepuasan itu, yang tanpa tersadar kita bahwasanya dunia ini tidaklah abadi, kita hidup hanya sementara dan sangatlah singkat.
Apapun bentuknya, kelebihan itu tidak akan membawa kebaikan. Terlalu banyak makan akan membuat perut kita sakit, terlalu banyak harta akan membuat hidup kita tidak tenang, kita selalu kepikiran harta itu, bagaimana menyimpannya agar tidak berkurang >> itulah yang diajarkan Qorun.
Seperti sebuah gelas kosong yang dituangkan air, mula-mula terisi seperempat, setengah, lalu sepertiga dan akhirnya penuh. Bagaimana apabila kita terus menuangkan air ke dalam gelas? Jelas akan tumpah. Gelas tidak akan sanggup untuk memuatnya.
Seharusnya kita meniru apa yang terjadi pada gelas itu. Kita harus bersyukur dengan apa yang telah ALLAH berikan kepada kita di dunia ini. Gelas itu tidak serakah, ia tidak memaksakan apa-apa yang ia tidak bisa melakukan. Tidak berlebihan, tidak merasa ia paling.
Alangkah indahnya apabila kita tidak serakah. Selalu mencari sesuatu yang ia perlukan saja dan kelebihannya ia berikan kepada orang lain. Seperti halnya dengan gelas yang tidak serakah.
 Karet
Seorang anak kecil sedang memainkan karet, ia menariknya kesana-kemari dengan senangnya. Ditarik lagi karet itu dengan sekuat tenaga dan akhirnya putus. Anak itu terkejut karena melukai tangannya.
Dari ilustrasi tersebut apabila dihubungkan dengan kehidupan manusia akan tergambarkan manusia yang tidak mempunyai pendirian, yang diibaratkan seperti karet tadi. Diajak kemanapun mau. Ida tidak mempunyai keyakinan dalam dirinya, yang membuat mudah dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Seperti karet yang ditarik, lama kelamaan akan putus. Begitu pula dengan manusia yang tidak punya pendirian, suatu saat ia akan terluka.
Itulah kebesaran ALLAH yang patut kita percayai, semoga apa yang telah terpaparkan di atas dapat mempertebal iman kita.



By Fatkhannass

0 comments:

Post a Comment

thanks dah koment....