MENJADI  wirausahawan ibarat masuk sebuah Perguruan Tinggi yang bernama :  Universitas Tahan Menderita, Fakultas Elit (Ekonomi Sulit), Jurusan Mau  Maju, Program Studi Tahan Banting.  Untuk masuk universitas, fakultas,  jurusan dan program studi yang demikian, sangat diperlukan mental baja,  keberanian yang luar biasa, kesabaran yang indah, serta tekad yang kuat  serta bulat.
Oleh  sebab itu mental wirausahawan harus ditanamkan sejak dini.  Ciputra,  salah seorang pengusaha real estate, yang sudah terkenal, dalam  wawancara talk show Kick Andy, mengatakan bahwa dia sudah ditanamkan  mental berwirausaha sejak masih kecil, menumpang di rumah pamannya,  bangun tidur pagi yang dilihat terigu, beras, gula berkarung-karung.
Begitu  susahnya melatih diri untuk mempunyai jiwa dagang, melayani pembeli,  menjaga hubungan dengan pembeli, supaya pelanggan yang sudah ada tidak  kabur, bagaimana pula merekrut  pelanggan baru.  Keahlian  macam begini  tidak akan datang secara mendadak, atau tidak akan turun dari langit  secara gratis. Melainkan harus dilatih sejak dini, ditanamkan sejak  dini.
Jadi  tidak usah heran, kalau banyak dari wirausahawan yang berhasil  kebanyakannya dari etnis Tionghoa, karena mereka sudah kental dengan hal  demikian sejak dini.  Banyak alumni universitas negeri atau swasta yang  tidak tahan menjadi wirausahawan, karena mental yang tidak disiapkan.   Mereka tahu teori, tapi setelah terjun, disuruh berjualan malu, disuruh  jadi sales tidak berani mengetuk pintu.
Menurut  data, jumlah pengangguran, baik yang terbuka atau terselubung,  kebanyakannya adalah dari Fakultas Ekonomi, Jurusan manajemen.  Bayangan  mereka, setelah lulus akan jadi manajer, beberapa tahun kemudian jadi  general manajer. lalu jadi direktur.  Mereka jadi lebih terperanjat,  setelah lulus mereka malah langsung direktur, direken batur (dianggap  pembantu), disuruh kesana kemari, yang kadang tidak ada hubungannya  dengan mata kuliah yang dipelajarinya di bangku kuliah
Bagi  yang tidak tahan, dia akan frustrasi.  Tetapi, bagi yang punya mental  wirausaha sejak dini, hal demikian dianggap training.  Sebelum jadi  manajer, dia harus tahu kesulitan yang dihadapi anak buahnya.
Saya  melatih anak-anak saya untuk menjadi wirausaha sejak masih SD, saya  ajak mereka mengawasi bangunan rumah yang kami buat untuk dijual lagi.   Saya ajak mereka untuk beli material bangunan, pasir semen, kayu,  koral,  besi dsb.  Sekarang ketika saya jauh,  mereka sudah bisa dilepas  untuk beli material sendiri, untuk mengawasi kerja para tukang dan  kenek, di saat usia mereka masih 17 tahun dan 13 tahun.  Saya pantau  mereka lewat sms atau YM.  Sebulan sekali saya datangi dan lihat  bagaimana hasil pekerjaannya.
Pada  awalnya memang sulit, tetapi kalau sudah dicoba semuanya akan lancar  dan aman-aman saja, tentunya ini juga harus disertai doa dan usaha yang  terus menerus.  Saya berwirausaha sejak masih 12 tahun dengan berjualan  es (pernah saya tulis di komentar artikel “Matinya Guru Kami”) di blog  ini juga.
Saya  melihat di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.  Menjadi wirausahawan  jangan berpikir anda langsung jadi bos.  Tapi ibaratkanlah masuk  universitas, fakultas, jurusan dan program studi seperti  diibaratkan di  awal tulisan ini.  Itu kalau anda mau maju.
sumber : http://edukasi.kompasiana.com

 








 
 
 
 

0 comments:
Post a Comment
thanks dah koment....