web stats

Thursday 23 May 2013

EMPAT CIRI MANUSIA UNGGUL

OLEH : Prof. Dr. H. Imam Suprayogo

Islam dibawa oleh Muhammad saw., ke muka bumi dimaksudkan  untuk  menjadikan manusia memiliki ciri-ciri unggul. Banyak ciri-ciri unggul itu, tetapi empat di antaranya adalah : (1) orang yang  memahami tentang dirinya sendiri, (2)  bisa dipercaya, (3) sanggup membersihkan jiwa, pikiran,  dan  semua anggota tubuhnya, dan (4) selalu berpikir dan berbuat bukan saja untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain.

Memahami tentang diri sendiri disebut sebagai bagian dari manusia unggul oleh karena pengetahuan tentang diri sendiri akan dijadikan modal untuk mengetahui Tuhannya. Tidak akan mungkin seseorang mengetahui Tuhannya tanpa terlebih dahulu  mengetahui dirinya sendiri. Disebutkan dalam hadits Nabi  bahwa : “ man ‘arafa nafsahu faqod ‘arafa rabbahu”. Juga  orang yang tidak mengetahui tentang dirinya sendiri disebut sebagai orang yang tidak tahu diri. Sebutan itu selalu berkonotasi  rendah dan juga jelek.

Orang yang tidak memahami diri sendiri, menurut ukuran manusia dan atau lingkungannya saja dianggap tidak pantas. Orang meneybutnya tidak tahu diri. Misalnya, seseorang yang tidak pernah sekolah dan juga tidak dikenal masyarakat, bahkan tidak memiliki modal, tetapi  yang bersangkutan nekad mencalonkan diri serbagai wali kota atau bupati. Menurut persyaratan yang bersangkutan  memenuhi, tetapi seharusnya ia juga mampu mengkalkulasi terhadap  dirinya sendiri. Gagal  melakukan hal itu, maka ia disebut sebagai orang yang tidak tahu diri itu.

Pengetahuan  tentang dirinya sendiri itu akan mengantarkannya untuk mengetahui tentang Tuhannya. Seseorang yang mengetahui tentang dirinya,  maka  pikiran dan atau hatinya akan tergerak untuk  bertanya tentang eksistensi atau keberadaannya. Kesadaran  itu akan melahirkan berbagai pertanyaan, misalnya dari mana asal muasal keberadaannya, apa yang seharusnya dilakukan dalam hidup ini,  dan akan ke mana setelah hidupnya itu berakhir. Pertanyaan-pertanyaan kemanusian yang mendasar itu akan mengantarkannya pada suasana reliogiousitas atau keimanan, dan akhirnya seseorang akan menemukan siapa sebenarnya Tuhannya itu.    

Ciri manusia unggul yang  ke dua adalah bahwa yang bersangkutan bisa dipercaya. Betapa sulitnya pada saat ini mencari orang yang benar-benar bisa dipercaya. Pada saat sekarang ini,  mencari orang yang bisa dipercaya,  ternyata dapat diumpamakan menjadi lebih sulit daripada mencari es di padang pasir, atau mencari paku hitam di kegelapan. Muhammad saw., sebelum diangkat sebagai rasul, beliau  dikaruniai sifat  terpercaya, hingga masyarakat memberi sebutan al amien. Oleh karena itu, pantas sekali manakala seseorang  yang bisa dipercaya dianggap sebagai manusia unggul. Islam sebenarnya mengajarkan, agar umatnyua menjadi manusia yang terpercaya,  di mana dan kapan pun  mereka  berada.

Sedangkan ciri manusia unggul seterusnya adalah memiliki kemampuan untuk menjaga kesucian hati, pikiran,  dan semua anggota tubuhnya. Orang yang mampu menjaga dirinya secara utuh dan sempurna seperti itu, maka disebut telah memiliki ciri keungulan. Tidak semua orang mampu menjalankannya. Sekedar menjaga anggota tubuh agar tidak mengkonsumsi  barang haram, pada akhir-akhir ini, ternyata bukan perkara mudah. Islam mengajarkan kepada umatnya,  bahwa  dalam hal mengkonsumsi sesuatu  hendaknya selektif, yaitu makanan yang halal, baik,  dan berkah. Lebih sulit lagi adalah menjaga pikiran dan hati. Oleh karena itu,  siapapun yang  berhasil menjaga dirinya itu,  pantas disebut sebagai manusia unggul.               

Akhirnya ciri ke empat adalah mereka yang selalu berpikirt dan berbuat bukan saja untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk kepentingan orang lain. Terkait dengan ini, ada hadits Nabi yang mengatakan bahwa : “khoirunnas anfau’uhum linnas”.  Betapa indahnya manakala hadis ini dikembangkan ke dalam pengertian yang semakin luas, misalnya menjadi khoirul jam’iyah a’nfau’uhum lil jam’iyat dan bahkan khoirul bilad anfau’uhum lil balad.  Bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka  yang berhasil memberi manfaat bagi  orang  lain. Rumusan itu akan mememiliki nilai  lebih  manakala kemudian  dikembangkan menjadi,  sebaik-baik organisasi adalah organisasi yang memberi manfaat bagi organisasi lainnya,  dan bahkan selanjutnya,  sebaik-baik negara adalah negara yang berhasil memberi manfaat bagi negara lainnya. 

Dalam  kehidupan sehari-hari yang kita lihat  adalah justru keadaan sebaliknya. Banyak orang bahkan menjadikan pihak-pihak  lain sengsara, tidak kebagian,  terhisap, terganggu hidupnya,  dan bahkan  dengan sengaja atau tidak menjadi   teraniaya. Kehidupan yang kita lihat sekarang ini, sementara orang memiliki kekayaan lebih  berada di tengah-tengah  gugusan orang yang sedang mengalami kekurangan. Mereka yang berkurangan itu tidak ditolong dan bahkan sekedar di sapa saja tidak. Islam mengajarkan bahwa, sebaik-baik orang adalah mereka yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.  Manakala dipahami sedemikian indah ajaran Islam  itu,  dan apalagi dijalani. Wallahu a’lam.

0 comments:

Post a Comment

thanks dah koment....