web stats

Sunday 19 May 2013

Tersanjung Pujian Mantan Bintang AC Milan


WASIT FIFA: Heru Santoso  menujukkan kartu wasit FIFA di kantor  Pengcab PSSI Kota Malang.
 
CUCURAN keringat masih membasahi tubuh dan wajah Heru saat ditemui di Stadion Gajayana, Minggu pagi (17/2). Maklum, ia baru saja jogging mengelilingi lintasan stadion sebanyak 10 kali. Aktivitas ini sudah rutin ia lakukan setiap Minggu untuk menjaga kondisi fisik. Apalagi pertengahan Maret mendatang, ia harus berangkat ke Thailand untuk mengambil lisensi wasit FIFA (federasi sepak bola dunia). ”Mumpung tidak ada tugas, sehingga saya sempatkan jaga kondisi, kalau tidak seperti ini saya takutkan kondisi fisik saya drop,” ungkap wasit kelahiran Malang 27 Februari 1979 ini. Heru termasuk wasit yang beruntung. Karena di usianya yang cukup muda, 33, ia sudah berlisensi FIFA. Sukses itu ia raih dalam seleksi ketat di Jakarta pada Januari 2013 lalu. Di Indonesia, hanya dua wasit yang lolos, yakni Heru Santoso bersama Agus Fauzan asal Sleman.
Sedang dua lainnya sebagai hakim garis, yakni Bambang Sam sidar dan Ahmat Rizal dari Ban dung Bandung. ”Logo ini saya da patkan Januari lalu setelah ikut seleksi untuk menjadi wasit FIFA di Jakarta,” ucap bapak satu anak ini sembari menunjukkan logo FIFA di kaos sebelah kirinya. Heru berhak mendapat sertifikat FIFA setelah setelah sukses lolos menjalani tes fisik lari 150 meter dengan waktu 30 detik dan interval 35. Tak hanya itu, ia juga lolos tes tulis tentang peraturan pertandingan serta kecakapa bahasa Inggris. Karena dinyatakan lolos seleksi FIFA inilah, PSSI memberikan kesempatan kepada Heru dan tiga rekannya untuk bisa memimpin pertandingan inter- nasional Meksipun levelnya hanya laga persahabatan, namun yang bertanding membawa nama besar AC Milan.
”Saat itu saya mendapatkan telpon dari orang PSSI, saya diminta untuk menjadi wasit AC Milan Glorie dengan Indonesia All Star Legend,” ungkap Heru yang juga berprofesi sebagai satpam di UIN Malang ini. Meski hanya ditunjuk sebagai wasit cadangan saat itu, ia tetap bangga. Karena penunjukan itu untuk kali pertama ia terima menjadi bagian dari wasit di even internasional. Apalagi pemain-pemain yang tampil adalah para bintang-bintang kelas dunia. Di antaranya Hernan Crespo, Andriy Shevchenko, Massimo Taibi, Daniele Massaro, Alessandro Costacurta dan Serginho. Mereka juga merupakan pemain-pemain idola Heru di masa muda. Heru pantas bangga karena selama ini ia hanya melihat dari televisi, saat itu ia melihat langsung. Bahkan bisa berjabat tangan dengan idolanya tersebut.
”Saat itu saya hanya bisa berjabat tangan saat di ruang ganti. Sayang, karena HP saya tinggal di tas, saya tidak bisa foto-foto,” sesal Heru. Meksipun hanya berjabat tangan dan melihat langsung aksi-aksinya para pemain idolanya, Heru cukup puas. Bahkan dia pun cukup kagum dengan para pemain-pamain AC Milan. Meksipun dia tidak langsung memimpin per tan- dingan, tapi melihat para pemain top kelas dunia, cukup respek dengan keputusan wasit. Bahkan mereka juga menyanjung tim wasit yang memimpin laga tersebut. Padahal kala itu wasit dan hakim garis juga kerap mengambil keputusan salah. Namun para pemain AC Milan itu tak melayangkan protes. Mereka tetap menghargai wasit. ”Jelas banyak perbedaan antar pemain bintang dunia dengan pemain Indonesia. Dia sangat paham dengan peraturan sepak bola, sehingga mereka selalu menghargai keputusan wasit. Sedangkan di Indonesia, pemain selalu protes,” terangnya. (radar)

Posted by:

0 comments:

Post a Comment

thanks dah koment....