Ada ungkapan atau sebuah kalimat yang menurut saya sangat menggebrak hati saya dan setidaknya saya termotivasi oleh ungkapan dari  Guru Besar Fakultas Ekonomi UI  Rhenald Kasali. dan ungakapan tersebut sangat menarik... read more this page article now :
Guru Besar Fakultas Ekonomi UI  Rhenald Kasali memandang, kecenderungan pertumbuhan, khususnya usaha  mikro dan kecil yang dijalani anak muda perkuliahan di Indonesia saat  ini, lebih pada usaha  jajanan warung dan camilan ketimbang industri franchice. Rhenald menyebutnya sebagai usaha "grobakchice".   
"Jadi yang  tumbuh bukannya franchise, melainkan grobakchise. Masa para calon sarjana udahannya hanya  (usaha) camilan. Para sarjana Indonesia yang  berwirausaha hanya memikirkan camilan dan grobakchise," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Selasa (27/6/2012).  
Bagi  Rhenald, usaha kecil yang dijalani anak muda calon sarjana tersebut  malah berdampak pada usaha kecil yang dilakoni rakyat kecil. Rakyat  kecil tersebut, lanjut Rhenald, justru harus bersaing pasar dengan para  wirausaha muda dari kalangan orang berpendidikan.  
"Bukannya  berinovasi  melainkan bertempur dan menjadi musuhnya rakyat  kecil. Nah  ini semua karena kita terlalu hanyut dengan  jargon usaha kecil, yang  semasa krisis menjadi  penyelamat ekonomi nasional," tutur Rhenald yang  saat ini sedang berada di Perancis.  
Keadaan seperti sekarang ini  di Indonesia, menurut Rhenald, justru berbeda dengan usaha anak muda  yang dijalani pada masa    1980-an silam. Ia mencontohkan, tokoh   Sukanto Tanoto yang pada tahun    1980-an sudah memberanikan diri terjun  dalam usaha pabrik bubur kertas. Lalu pada tahun    1990-an, ada  Sudarpo, seperti halnya Tanoto, sudah berani masuk dalam usaha  perkapalan, dan Hasyim Ning yang memulai kiprahnya pada usaha    dealer    mobil.  
"Masa,  tahun    2010-an ke sini, kita hanya berani jualan dawet dan camilan?   Maka dari itu, visi industri harus dibangun. Ke mana menteri   perindustrian dalam pengembangan pengusaha muda? Ke mana kredit-kredit  industri? Ini saatnya kewirausahaan Indonesia direvitalisasi, diarahkan  ke  industri, khususnya energi terbarukan, lingkungan, dan inovasi,"  ungkap pria yang bergelar Ph D dari University of Illinois ini.  
Ia  menambahkan, anak muda tersebut jangan hanya bermental    penumpang,  tetapi harus punya mental seperti halnya    pengemudi.    Pengemudi yang  kreatif dan punya keberanian mengambil risiko dan punya pemikiran  strategis.  
Mereka juga, lanjut Rhenald, harus mampu membangun  jaringan dan khususnya memiliki mental sebagai pemenang. Baginya, lawan  pemenang bukanlah    loser, melainkan mereka yang berhenti.  Dengan demikian, anak muda tersebut jangan mudah berhenti. Lalu Rhenald  menambahkan, pemenang itu  bukan mereka yang tak pernah jatuh atau  kalah, melainkan yang  tak pernah berhenti. Adapun yang kalah adalah  mereka  yang berhenti.  
"Lalu impiannya harus jadi pengusaha  besar, yakni industri, bukan bertarung dengan rakyat kecil di kaki  lima," tutur Rhenald Kasali yang pernah menerima Piagam Penghargaan  Satya Lencana  Karya Satya 10 Tahun dari Presiden Republik Indonesia ini  pada    2004    silam. 
by : KOMPAS.com
editor : Ircham RA 

 








 
 
 
 

0 comments:
Post a Comment
thanks dah koment....